Etika Batuk merupakan tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju sehingga bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain. Tujuan utama menjaga etika batuk adalah mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas (Droplets) dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplets tersebut dapat mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke orang lain disekitarnya melalui udara pernafasan.
Individu dalam lingkup bermasyarakat bisa berperan dalam penerapan strategi ini, salah satunya dengan menerapkan etika batuk dan bersin yang benar. Melihat kebiasaan sebagian orang saat berinteraksi di tempat umum atau kerumunan, ternyata belum banyak yang ‘melek’ soal tata cara batuk dan bersin agar tak menularkan penyakit ke orang lain. Dirangkum dari website resmi kemenkes, berikut etika batuk yang dapat dipedomani:
Etika batuk/bersin yang benar
- Tutup hidung dan mulut saat batuk/bersin dengan tisu atau lengan baju dalam. Hal ini agar virus tidak menyebar ke udara dan menular ke orang lain.
- Segera buang tisu yang telah dipakai ke tempat sampah.
- Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol.
- Gunakan masker.
Kebiasaan batuk/bersin yang salah
- Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
- Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat batuk/bersin.
- Membuang ludah batuk di sembarang tempat.
- Membuang atau meletakkan tisu yang sudah dipakai di sembarang tempat.
- Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk
Hal ini disebut sebagai kunci dalam memutus rantai penularan, karena virus sudah pasti berasal dari pasien lain yang tertular sebelumnya. “Peningkatan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kebiasaan hidup bersih dan sehat dalam keseharian, etika batuk yang benar dan rajin cuci tangan pakai sabun (CTPS) selama 20 detik adalah pagar utama yang dapat membentengi diri kita dari penularan virus”,