Meningkatkan Komunikasi yang Efektif merupakan salah satu dari 6 Sasaran Keselamatan Pasien, dalam upaya menjamin Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Kabupten Karanganyar.
Komunikasi dianggap efektif bila tepat waktu, akurat, lengkap, tidak mendua (ambiguous) dan diterima oleh penerima informasi yang bertujuan mengurangi kesalahan-kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat berbentuk verbal, elektronik, atau tertulis. Komunikasi yang jelek dapat membahayakan pasien. Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan adalah saat perintah lisan atau melalui telepon, komunikasi verbal saat menyampaikan hasil pemeriksaan kritis yang harus disampaikan lewat telepon. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan aksen dan dialek. Pengucapan juga dapat menyulitkan penerima perintah untuk memahami perintah yang diberikan.
Perbedaan cara menyampaikan pesan juga dapat menjadi faktor yang membuat komunikasi menjadi tidak efektif. Untuk itu perlu standarisasi komunikasi sehingga komunikasi menjadi efektif.
Upaya yang dilakukan oleh Sub Keselamatan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien RSUD Kab. Karanganyar untuk meningkatkan Komunikasi yang Efektif adalah dengan menyelenggarakan In House Training (IHT) Komunikasi Efektif.
Pelaksanaan:
In House Training Komunikasi Efektif telah dilaksanakan pada:
Hari –tanggal : Selasa & Rabu – 25 & 26 Februari 2020
Narasumber : dr. Aan Susianti,SpKj
Peserta : + 200 karyawan RSUD Kab. Karanganyar yang terdiri dari berbagai profesi baik medik – non medik mapun non klinis
Gambaran Teknis:
In House Training Komunikasi Efektif terbagi dalam 3 Sesi Acara;
1. Launcing Video Komunikasi Efektif
Video komunikasi Efektif dipersembahkan oleh Sub Keselamatan Pasien, diproduksi pada 2019. Perdana di putar pada IHT Komunikasi Efektif 2020
2. Penyampaian materi “Komunikasi Efektif” oleh dr. Aan Susianti, Sp.KJ
Materi tentang bagaimana cara berkomunikasi yang efektif dalam menyampaikan dan menerima informasi antar Profesi Pemberi Asuhan.
3. Simulasi – praktik pelaksaanaan berkomunikasi secara efektif menggunakan teknik SBAR.
Saat simulasi dibentuk beberapa kelompok, Kelompok Keperawatan – Kebidanan, Tenaga Kesehatan Lain, dan Kelompok Non Klinis.